Tata Cara Shalat Sunnah Rawatib & Keutamaan Mengerjakannya

Panduan SholatShalat Sunnah Rawatib adalah ibadah sunnah dalam sholat yang paling diutamakan. Nabi  selalu senantiasa mengerjakan dan tidak pernah meninggalkannya ketika dalam keadaan mukim.
Shalat sunnah rawatib merupakan ibadah tambahan (at-tathowwu’) untuk shalat fardhu. Dan at-tatowwu’ sendiri merupakan hikmah serta rahmat Allah yang disayriatkan untuk hambanya.
Karena begitu banyak keutamaan sholat rawatib ini, maka sebisa mungkin untuk istiqomah dalam mengerjakannya. Sebab pengerjaan dari shalat sunnah rawatib ini juga berulang-ulang seperti halnya sholat fardhu.
Sedangkan waktu sholat rawatib sendiri adalah sebelum dan sesudah mengerjakan sholat fardhu.

Tata Cara Shalat Sunnah Rawatib


Sebelum masuk dalam pembahasan niat sholat rawatib hendaknya ketahui dulu pembagian-pembagian dalam sholat rawatib. Sebagaimana keterangan diatas, sholat rawatib adalah sholat sunnah yang dikerjakan sebelum dan sesudah sholat fardhu.

Sholat sunat rawatib muakkad (Sangat dianjurkan)

Sholat sunat rawatib muakkad adalah sholat sunat rawatib yang sangat dianjurkan dan ditekankan pengerjaannya. Sholat sunat rawatib muakkad ini berjumlah antara 10-12 rakaat. Yang termasuk sholat rawatib muakkad adalah sebagai berikut:
  • Sholat rawatib 2 Rakaat sebelum sholat subuh, disebut juga dengan qobliyah subuh (sesudah sholat subuh tidak ada)
  • Sholat rawatib 2/4 Rakaat sebelum dzuhur, disebut juga dengan qobliyah dzuhur. Dan 2/4 rakaat setelah dzuhur, disebut dengan ba’diyah dzuhur.
  • 2 rakaat sesudah sholat maghrib, disebut juga dengan ba’diyah sholat maghrib.
  • Dan 2 rakaat sesudah sholat isya, disebut juga dengan ba’diyah sholat isya

Sholat sunat rawatib ghoiru muakkad (Dianjurkan)

Sedangkan sholat sunat rawatib ghoiru muakaad adalah sholat sunat rawatib yang anjurannya tidak begitu ditekankan. Yang termasuk sholat rawatib ghoiru muakkad adalah sebagai berikut:
  • Shalat sunat rawatib 2 rakaat atau 4 rakaat sebelum shalat ashar.
  • Sholat sunat rawatib 2 rakaat sebelum shalat maghrib.
  • Shalat sunat rawatib 2 rakaat sebelum shalat isya’.

Niat Shalat Sunnah Rawatib Sebelum Subuh

Niat Sholat Sunnah Rawatib Sebelum Shubuh
Sholat rawatib 2 rakaat sebelum subuh memiliki keitimewaan yang sangat dahsyat. Keistimewaan dari sholat rawatib qobliyah subuh ini lebih baik daripada dunia dan isinya.
Sebagaimana Sabda Nabi yang diriwayatkan dari ‘Aisyah ra:
Dua rakaat fajar (shalat sunnah yang dikerjakan sebelum shalat subuh) itu lebih baik dari dunia dan seisinya. (HR. Muslim)
Selain sholat rowatib, sebelum mengerjakan sholat subuh disunnahkan juga membaca dzikir. Lebih diutamakan lagi membaca wirid doa al ma’tsur yaitu doa yang nuqil dari Nabi.

Niat Shalat Sunnah Rawatib Sebelum Dzuhur

Niat Sholat Sunnah Rawatib Sebelum Dzuhur
Dasar untuk melaksanakan sholat rowatib sebelum dzuhur ini adalah sebagaimana Sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar ra.
Dari Ibnu Umar ra. ia berkata: Saya pernah menjalankan shalat bersama Rasulullah dua rakaat sebelum dzuhur dan dua rakaat sesudah dzuhur, dua rakaat sesudah shalat jum’at dan dua rakaat sesudah shalat isya’. (HR. Bukhori & Muslim)

Niat Shalat Sunnah Rawatib Sesudah Dzuhur

Niat Sholat Sunnah Rawatib Sesudah Dzuhur
Dasar untuk melaksanakan sholat rowatib sesudah dzuhur ini adalah sebagaimana Sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar ra.
Dari Ibnu Umar ra. ia berkata: Saya pernah menjalankan shalat bersama Rasulullah dua rakaat sebelum dzuhur dan dua rakaat sesudah dzuhur, dua rakaat sesudah shalat jum’at dan dua rakaat sesudah shalat isya’. (HR. Bukhori & Muslim)

Niat Shalat Sunnah Rawatib Sebelum Salat Ashar

Niat Sholat Sunnah Rawatib Sebelum Ashar
Sholat sunnah rawatib sebelum ashar tergolng sholat sunnah rawatib ghoiru muakkad, yaitu sholat sunnah rawatib yang tidak begitu ditekankan, namun masih tetap mendapat kesunnahan.
Sedangkan untuk sholat sunnah ba’diyahnya (setelah sholat ashar) tidak ada. Sebab setelah sholat ashar adalah waktu yang diharamkan untuk melakukan sholat sunnah mutlaq, kecuali sholat-sholat yang memiliki sebab seperti sholat jenazah dll.

Niat Shalat Sunnah Rawatib Sebelum Shalat Maghrib

Niat Sholat Sunnah Rawatib Sebelum Maghrib
Shalat rawatib sebelum maghrib ini juga termasuk dalam shalat rawatib yang ghoiru muakkad. Yaitu yang kurang begitu ditekankan, namun tetap disunnahkan. Untuk jumlah bilangan rakaatnya sendiri boleh 2 rakaat boleh juga 4 rakaat.

Niat Shalat Sunnah Rawatib Sesudah Shalat Maghrib


Shalat rawatib setelah maghrib ini adalah shalat rawatib muakkad. Yaitu yang sangat ditekankan. Dasar untuk melaksanakan sholat rowatib sesudah dzuhur ini adalah sebagaimana Sabda Nabi yang diriwayatkan oleh ‘aisyah ra:
Barangsiapa yang menjaga sholat sunnah 12 rakaat, maka Allah akan membangun rumah untuk dirinya di surga kelak. Yaitu 4 rakaat sebelum dzuhur, 2 rakaat sesudah dzuhur, 2 rakaat sesudah maghrib, 2 rakaat sesudah isya’ dan 2 rakaat sebelum subuh. (HR. At-Tirmidzi dan An-Nasa’i)

Niat Shalat Sunnah Rawatib Sebelum Isya’

Niat Sholat Sunnah Rawatib Sebelum Isya
Sholat sunnah rawatib sebelum isya’ ini tergolng sholat sunnah rawatib yang ghoiru muakkad, yaitu sholat sunnah rawatib yang tidak begitu ditekankan, namun masih tetap mendapat kesunnahan.

Niat Shalat Sunnah Rawatib Sesudah Isya’

Niat Sholat Sunnah Rawatib Sesudah Isya
Shalat rawatib setelah isya’ ini adalah shalat rawatib muakkad. Yaitu yang sangat ditekankan. Dasar untuk melaksanakan sholat rowatib sesudah dzuhur ini adalah sebagaimana Sabda Nabi yang diriwayatkan oleh ‘aisyah ra:
Barangsiapa yang menjaga sholat sunnah 12 rakaat, maka Allah akan membangun rumah untuk dirinya di surga kelak. Yaitu 4 rakaat sebelum dzuhur, 2 rakaat sesudah dzuhur, 2 rakaat sesudah maghrib, 2 rakaat sesudah isya’ dan 2 rakaat sebelum subuh. (HR. At-Tirmidzi dan An-Nasa’i)

Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib

Ummu Habibah radiyallahu ‘anha meriwayatkan hadits yang berkaitan dengan keutamaan shalat sunnah rawatib, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah  bersabda, “Barangsiapa sholat dua belas rakaat pada siang hari dan malam hari, maka baginya akan dibangunkan rumah di surga“.
Ummu Habibah berkata: saya tidak pernah meninggalkan shalat sunnah rawatib semenjak dari mendengar hadits tersebut. ‘Anbasah berkata: Maka aku tidak pernah meninggalkannya sesudah mendengar hadits tersebut dari Ummu Habibah.
‘Amr bin Aus berkata: Aku tidak pernah meninggalkannya setelah mendengar hadits tersebut dari ‘Ansabah. An-Nu’am bin Salim berkata: Aku tidak pernah meninggalkannya setelah mendengar hadits tersebut dari ‘Amru bin Aus. (HR. Muslim no. 728).
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan hadits tentang shalat sunnah rawatib sebelum shubuh (qobliyah subuh), dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Dua rakaat sebelum subuh itu lebih baik dari dunia dan seisinya“. Dalam riwayat yang lain disebutkan, “Dua raka’at sebelum subuh itu lebih aku cintai daripada dunia dan seisinya” (HR. Muslim no. 725)
Sholat sunnah sebelum subuh ini merupakan sholat sunnah rawatib yang paling utama dan Rasulullah  sendiri tidak pernah meninggalkannya baik dalam keadaan mukim (tidak berpegian) atau ketika safar.
Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan hadits tentang keutamaan sholat sunnah rawatib dzuhur, dia berkata: Aku mendengar rasulullah  bersabda: “Barangsiapa yang menjaga (shalat sunnah) empat rakaat sebelum dzuhur dan empat rakaat setelahnya, maka Allah haramkan api neraka baginya“. (HR. Ahmad 6/325, Abu Dawud no. 1269, At-Tarmidzi no. 428, An-Nasa’i no. 1814, Ibnu Majah no. 1160).

Jumlah Rakaat Sholat Sunnah Rawatib

Hadits Ummu Habibah di atas juga menjelaskan bahwa jumlah sholat sunnah rawatib ada 12 rakaat, dan penjelasan hadits 12 rakaat ini diriwayatkan oleh An-Nasa’i dan At-Tirmidzi, dari ‘Aisyah radiyallahu ‘anha, ia berkata:
asulullah  bersabda, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan dua belas rokaat sholat sunnah rawatib, maka Allah akan membangunkan baginya rumah di surga, yaitu: empat rakaat sebelum dzuhur (qobliyah dzuhur), dan dua rakaat sesudahnya (ba’diyah dzuhur), dua rakaat sesudah maghrib (ba’diyah maghrib), dua rakaat sesudah ‘isya (ba’diyah isya’) dan dua rakaat sebelum subuh“. (HR. At-Tarmidzi no. 414, An-Nasa’i no. 1794).

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top